[TRAVEL] : Memacu adrenaline di Goa Cerme, Yogyakarta

Yogyakarta,

Kota yang selalu gue kangenin untuk berkunjung selain Jakarta dan Bali. Pernah dalam tahun tertentu gue 4 kali datang ke Jogja.  Mungkin biasa saja buat yang sering pergi perjalanan dinas, tapi di waktu free?  Jogja jadi pilihan gue,  sendirian terus lagi. Sepi?  Enggak, ternyata seru gue punya banyak banget temen-temen di Jogja. Dalam cerita kali ini Big Thanks to sepupuku Dika dan Dara, dan Aries Danu Jundan atas tumpangan tinggal, kendaraan, traktiran, makanan, kopi, jeep dan dipertemukan dengan teman-teman baru yang luar biasa! Jogja is oh-we-some.

Sebenarnya ini sudah latepost banget, perjalanan di tahun 2014. Tapi sekali lagi, kalau soal wisata engga akan pernah bosan!  Yuk, kupas lagi (bawang kali ah dikupas-kupas).

Kalau 2014 lagi tren-nya ke Goa Pindul. Karena kita udah ke Goa Pindul lanjutlah ke Goa Cerme. Goa Cerme ini hasil rujukan Jundan kalau ada obyek wisata lain yang lebih sepi dan rekomen untuk dikunjungi. BENERAN AJA LOH SEPI.

Sangking sepinya gue cap goa ini sebagai tempat yang mistis namun mempesona. Gimana enggak shock dari awal, gue bayar tiket murah Rp. 2.500,- untuk wisata-nya,  di awal gue pikir akan seperti Goa lain. Tapi enggak,  Goa ini lebih gelap, mistis, dalam dan panjang. Penerangan hanya lewat lampu senter di kepala yang udah kita sewa. Terlalu murah untuk ukuran tiket dan keselamatan gue. Sempat gue bilang sama temen-temen gue, kalau gue enggak mau masuk tapi lagi-lagi gue memberanikan diri karena udah kepalang tanggung. Kapan lagi?

Gue cerme ini berasal dari kata Ceramah,  di Goa ini dahulu orang suka mengadakan pertemuan dan membahas rencana, didalam Goa ini terdapat seperti ruang-ruang panggung buat pertemuan.

Perjalanan kali ini seperti biasa, gue cewe sendiri. Untung ada sepupu gue, tapi tetap aja deng. dia laki-laki. hihihi :) Pas baru memasuki goa ini memang terasa gelapnya, sempat merinding dibuatnya. Tapi gue berusaha tenang dan tetap melanjutkan perjalanan. Didalam goa banyak stalagtit dan stalagmit yang sedikit demi sedikit menetaskan air, selain itu di dalam goa ini hidup banyak kelelawar. Subhanallah.

Makin lama perjalanan kita semakin jauh dan dalam. Ini bukan goa kering!  Namun basah seperti sungai didalamnya awal perjalanan genangan hanya sampai betis gue, bukan hanya genangan air tapi banyak bebatuan didalam air,  sehingga gue gak bisa berjalan bahkan berlari, melainkan harus melangkah satu demi satu untuk melangkah sangking gelapnya didalam goa itu. 

Sampai sepupu gue,  Dika bilang "Kak, kalau gue tiba-tiba dikejar buaya atau ular didalam goa ini gue mendingan menyerah atau ketangkep karena berlari pun percuma" HAHAHA gue sempat tertawa ngakak di buatnya,  memang betul. Sangking selalu kesandung batu gue yakin tulang kering dan kuku kaki gue udah lecet-luka dibuatnya.

Mulai lelah, kita istirahat sebentar ditengah perjalanan, sempat gue terheran-heran kenapa belum sampai juga ke ujung goa. Gue benar-benar lelah,  kedinginan tapi tetap excited!

Sembari istirahat teman gue Jundan, mengajak bersama-sama pegangan tangan dan memejamkan mata bersama 5 menit dalam hening,  gue gak tau tujuannya apa tapi akhirnya kita semua ngikutin mau jundan.

"Nah, gimana rasanya 5 menit memejamkan mata dalam goa yang gelap? Gelap bukan, kita harus bersyukur atas mata yang diberikan Tuhan YME dan tentu saja pendengaran karena tidak enak bukan hanya mendengar hening? "

Benar! Didalam goa pun masih dikelilingi teman-teman yang menginspirasi untuk selalu mengingat Tuhan, jujur gue takut saat memejamkan mata dan tiba-tiba hening. SERIUS GELAP, HENING hanya ada suara tetesan air. Bersyukur Tuhan, gue diberikan panca indra yang lengkap. Minta yang ke-6 dan ke-7 doooonnggg Tuhan :))  #ToyorKepala

Oke, perjalanan dilanjutkan lagi. Tapi loh-loh-lok kok makin dalam airnya,  bahkan di dalam goa ini untuk mencapai spot selanjutnya tanpa kejedot stalagtit gue harus berenang sekian meter.  Betul-betul pengalaman seru dan mengerikan. Airnya bukan hanya betis gue tapi sudah hampir mencapai leher gue. Gak kebayang deh, orang-orang jaman dahulu yang menjadikan tempat ini sebagai pertemuan, atau orang-orang yang pekerjaannya memang dalam Goa. Salut!

Seperti ada sedikit cahaya diluar sana,  akhirnyaaaaa kita semua bisa keluar!  Walau jalan keluarnya pun harus menaiki tangga kecil dan agak terjal.  Sempat bertanya berapa panjang goa ini ternyata hampir 2km!! APAH?  DUA KILOMETER bukan berlari - bukan berjalan tapi melangkah didalam air!  Bayangkan bagaimana lelahnya perjalanan kita didalam dan benar saja bukan hanya lecet dan luka tapi juga benjol-benjol karena kejedot stalagtit. Goa ini benar-benar cocok buat mereka yang suka memicu adrenaline!

Keluar goa, ternyata kita harus berjalan kaki menuju spot masuk goa. Apaaaah? Jalan lagi?!  Bisa panggil Ojek? Hahaha :)  keluar goa benar-benar melelahkan tapi akhirnya bersama-sama kita berjalan menuju spot awal di temani dengan pemandangan yang indah dan daun-daun gugur.

Seruuuuuuu Banget!  Gue enggak menyesal kesini walaupun ada kenangan yang di hasilkan yaitu luka dan benjol.  Tapiiiii, sepertinya cukup sekali saja kedalam goa Cerme ini, hihihii :)) Jogja Istimewa.

Tips ke Goa Cerme ala Qisthi :

1) Sedia fisik sebelum memulai petualangan di Goa Cerme dan selalu tetap tenang saat didalam Goa Cerme

2) Sedia senter pribadi atau penerangan lain karena di Goa Cerme sangat-sangat gelap.

3) Tidak di rekomendasikan membawa anak-anak atau bayi kedalam goa ini mengingat arena yang terjal.

4) Menggunakan sendal atau sepatu yang nyaman ketika masuk ke dalamnya

5) Membawa baju ganti dan dalaman ganti karena sudah pasti akan basah kuyup didalamnya.

6) Tidak banyak menyentuh stalagtit dan stalagmit apalagi mengganggu kelelawar dengan flash kamera.